BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Penyakit jantung koroner masih merupakan
pembunuh terbesar baik di Indonesia maupun di negara-negara barat. Kematian
akibat penyakit jantung koroner umumnya terjadi melalui Sindroma Koroner Akut
(SKA), yang berpuncak pada infark jantung dan kematian. Infark miokard
merupakan penyebab kematian nomor satu di Amerika Serikat, kurang lebih 30,3%
orang terkena infark miokard akut setiap tahunnya. Enam puluh satu juta
penduduk (25%) menderita penyakit jantung dan hampir 6 juta dirawat di RS
setiap tahun, mengakibatkan kematian pada 267,8 per 100.000 penduduk.
Manifestasi penyakit jantung koroner muncul pada penderita yang sebagian besar
berada pada golongan usia produktif dan terdapat kecenderungan terjadi pada
usia yang lebih muda, membawa dampak
sosial dan ekonomi yang cukup signifikan (Anonim, 2006).
Pada
infark miokard (IM) ,Yang juga dikenal sebagai serangan jantung,penurunan
aliran darah melalui salah saru arteri
kornonaria mengakibatklan iskemia dan nekrosis otot jantung. Pada penyakit
kardio faskuler, kematian biyasanya terjadi karena kerusakan jantung atau
komplikasi infark miokard, yang merupakan penyebab utama kematian di amerika
srikat adan eropa barat.
Setiap
tahun, terdapat lebih kurang 900 ribu
orang yang mengalami infark miokard di amerika srikat. Mortalitas serangan
jatung ini sangat tinggi jika penanganan terlambat di lakukan, dan hampir
separuh semua kematian mendadak yang di sebabkan oleh infark miokard terjadi
sebelum pasien di rawat di rumah sakit, yaitu dalam waktu satu jam sejam sejak
awitan gejala. Prognosis akan lebih baik jika penangannan yang intensif segera
di mulai.
1.2 Rumusan Masalah
a.definisi akut myokardial
infeksi
b.etiologi akut myokardial infeksi
c.patofisiologi dan
patway akut myokardial infeksi
d.tanda dan gejala akut
miokardial infeksi
e. manifestasi dan komplikasi.
f. penatalaksanaan
g.asuhan keperawatan
dan perencanaan.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah agar mahasiswa lebih
memahami tentang suatu penyakit dan menjadikan mahasiswa lebih kooperatif dalam
mengambil keputusan dan melakukan tindakan keperawatan secara tepat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Acute
Myocardial Infection
Adalah
nekrosis miokard akut akibat ganguan aliran darah ke otot jantung (kapita
selekta kedokteran 2001 :437)
Adalah nekrosis
miokard akut akibat ganguan aliran darah ke otot jantung. Infark miokard akut sebagai formasi
suatu infark yang terjadi bila sirkulasi ke daerah jantung tersumbat dan timbul
nekrosis, biasanya ditandai dengan nyeri hebat, sering kali disertai pucat,
berkeringat, mual, sesak nafas, dan pusing.
“penyumbatan koroner,serangan jantung
dan infark miokardium”, mempunyai arti yang sama namun istilah yang paling di
sukain adalah infark miokardium atau (MI). di amerika srikat, terjadi jutaan
serangan penyakit ini pertahun.MI di jelaskan lebih lanjut berdasarkan lokasi
terjadinya di dinding miaokard: inferior (posterior atau lateral). Meskipun ventrikel
kiri merupakan tempat cidera yang paling sering di temukan, namun fentrikel
kanan dan juga dapat mengalami infark. Diagnosis di buat berdasarkan hasil EKG.
Tanpa memperhatikan lokasinya, tujuan trerpi medis adalah mencegah atau
memperkecil nekrosis jaringan jantung.
2.2 Etiologi
Pada umumnya etiologi dari infark miokard akut didasari oleh adanya aterosklerotik pembuluh
darah koroner. Nekrosis miokard akut hampir selalu terjadi akibat penyumbatan
total arteri koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plak aterosklerosis
yang tidak stabil, juga sering mengikuti ruptur plak pada arteri koroner dengan
stenosis ringan ( 50-60% )
Kerusakan miokard terjadi dari endokardium ke epikardium, menjadi komplit dan irreversibel dalam 3 – 4 jam. Secara morfologis, infark miokard akut ini dapat terjadi secara transmural atau subendocardial. Akut Miokard Infark transmural mengenai seluruh bagian dari dinding miokard dan juga terjadi pada daerah distribusi suatu arteri koroner. Sebaliknya pada kejadian Akut Miokard Infark subendocardial nekrosis terjadi hanya pada bagian dalam dinding ventrikel jantung.
Kerusakan miokard terjadi dari endokardium ke epikardium, menjadi komplit dan irreversibel dalam 3 – 4 jam. Secara morfologis, infark miokard akut ini dapat terjadi secara transmural atau subendocardial. Akut Miokard Infark transmural mengenai seluruh bagian dari dinding miokard dan juga terjadi pada daerah distribusi suatu arteri koroner. Sebaliknya pada kejadian Akut Miokard Infark subendocardial nekrosis terjadi hanya pada bagian dalam dinding ventrikel jantung.
Factor
predisposisi infark miokard meliputi:
Ø Riwayat
keluraga yang positif
Ø Jenis
kelamin (laki-laki dan wanita pascamenopouse lebih rentang terhadap infark
miokart di bandingkan wanita pramenopause meskipun insidensi infark miokard
semakin meningkat di antara para wanita, khususnya wanita yang merokok dan
menggunakan kontrasepsi oral
Ø Hipertensi
Ø Kebiyasaan
merokok
Ø Kenaikan
kadar trigliserida, kolestrol total, dan LDL kolestrol dalam serum
Ø Obesitas
Ø Kosumsi
lemak jenuh yang berlebihan
Ø Gaya
hidup sedentary(sering duduk)
Ø Penuaan
Ø Stress
atau keperibadian tipe A
Ø Penggunaan
obat, khususnya kokain dan amfetamin
2.3
Patofisiologi
Infark miokard terjadi karena
penyumbatan (oklusi) satu atau lebih arteri koronaria. Oklusi dapat disebabkan
oleh aterosklerosis,pembentukan thrombus,agregasi trombosit,atau stenosis atau
spasme arteri koronaria . jika oklusi arteri koronaria menyebakan iskemia yang
lama dan lebih dari 30 hingga 45 menit, maka akan menjadi kerusakan sel miokard
yang irefersibel dan kematian otot jantung. Lokasi infark miokard tergantung
pada pembuluh darah yang tersumbat. Oklusi cabang sirkumfleksa arteri
kporonaria kiri menyebakan infakr dinding lateral dan oklusi cabang desenden
arteriol arteri koronaria kiri menyebabkan infark dinding arteriol. Infark
dinding inferior atau posterior yang sejati (true posteriol) terjadi karena oklusi arteri koronaria kanan atau
salah satu cabangnya.
Infark ventrikel kanan dapat pula terjadi
karena oklusi arteri koronaria kanan, dapat menyertai infark inferior dan
menyebabkan gagal jantung kanan.pada infark gelombang Q (transmural), kerusakan
hanya terjadi pada bagian yang paling dalam dan mungkin pula lapisan tengah
(tunika media).
Semua infark memiliki daerah sentral
nekrosis atau infark yang dikelilingi oleh daerah yang mengalami cedera
(injuri) hipoksia,tetapi masih viable. Zona ini masih dapat diselamatkan bila
peredaran darah dapat dipulihkan,atau zona tersebuit dapat berlanjut menjadi
nekrosis. Selanjutnya zona cedera dikelilingi oleh daerah iskemia yang
viable.meskipun iskemia dimulai dengan segera,ukuran infark bisa terbatas bila
perdaran darah dapat dipulihkan dalam waktu 6 jam
2.4
Tanda dan gejala
Keluhan yang khas ialah
Ø Nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk,
panas atau ditindih barang berat.
Ø Nyeri dada (angina pektoris) dapat menjalar ke lengan (umumnya
kiri), bahu, leher, rahang, bahkan ke punggung dan epigastriu.
Ø Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing,
keringat dingin, berdebar-debar atau terjadi sinkope.
Ø Pada infark miokard dikenal istilah TRIAS, yaitu :
v Nyeri :
a. Gejala utama adalah
nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya dirasakan diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas.
b. Keparahan nyeri dapat
meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat
sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah
menuju lengan (biasanya lengan kiri).
2.5
Manifestasi klinis
Banyak
penelitian menunjukan pasien dengan infark miokardium biasanya pria, diatas 40
tahun, dan mengalami ateroklerosis pada pembuluh koronernya,sering disertai
hipertensi arterial.serangan juga terjadi pada wanita dan pria muda diawal 30
tahun atau bahkan 20 tahun wanita yang memakai kontrasepsi pil dan merokok
merupakan resiko sangat tinggi. Namun secara keseluruhan,angka kejadian infark
miokardium pada pria lebih tinggi dibanding wanita pada usia wanita.
Nyeri dada yang
tiba-tiba dan berlangsung terus menerus terletak dibagian bawah sternum dan
perut atas,adalah gejala utama yang biasanya muncul.nyeri akan terasa lebih
berat sampai tidak tertahankan.rasa nyeri yang tajam dan berat,bisa menyebar ke
bahu dan lengan biasanya lengan kiri. Tidak seperti angina pectoris,nyeri ini
muncul secara spontan (bukan seytelah kerja berat atau gangguan emosi) dan
menetapa selama beberapa jam sampai beberapa hari dan tidak akan hilang dengan
istirtahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke
dagu dan leher.nyeri sering disertai dengan nafas pendek,pucat,berkeringat
dingin,pusing dan kepala ringan dan mual serta muntah.
Pasien dengan diabetes melititus mungkin
tidak merasa nyeri berat bila menderita infark
miokardium,karena neorupati yang menyertai diabetes mempengaruhi neuroreseptor,
sehingga menimbulkan nyeri yang dialaminya.
Meskipun pasien biasanya pria dan
berusia diatas 40 tahun,namun wanita yang mengalami gejala dan tanda-tanda
seperti yang telah disebutkan harus ditangani serius,khususnya bila dia merokok
dan juga memakai pil kontrasepsi.
2.6 Komplikasi
·
Aritmia
·
Syok kardiogenik
·
Gagal jantung yang menyebabkan edema
paru
·
Perikarditis
·
Aneurisma ventrikel
2.7 Penatalaksanaan
Ø istirahat total
Ø diet makanan lunak atau saring serta rendah
garam (bila ada gagal jantung)
Ø pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan
pemberian obat intrafena
Ø atasi nyeri:
a.
morfin
2.4-5 mg if atau petidin 25-50 mg im, bisa di ulang-ulang
b.
lain-lain
: mitrad, antagonis kalsium, dan betabloker
Ø oksigen 2-5 liter permenit
Ø sedatif sedang seperti deazepam 3-4 kali 2-5
mg peroral. pada insomnia dapat di tambah flurazepam 15-30 mg
Ø Antikoagulan:
a.
heparin
20000-40000 U per 24jam IF tiap 4-6 jam atau Drip IF di lakukan atas indikasi
b.
di
teruskan asetakumarol atau warfarin
Ø streptokinase/trombolisis
pengobatan di tujukan untuk sedapat mungkin memperbaiiki kembali aliran
pembulu darah koroner. bila ada tenaga terlatih, trombolisis di berikan sebelum
di bawa di rumah sakit. dengan trombolisis, kematian dapat di turunkan sebesar
40%.
Ø pengkajian pasien yang menderita nyeridada di
bagian gawat darurat selama 10 menit sejak awitan gejla karena sedikitnya 50 %
kematiian terjadi dalam waktu 10 jam sejak awitan gejala.
Ø pemberian oksigen lewat kanula hidung selama
2 hingga 3 jam untuk meningkatkan oksigenasi darah.
Ø pemberian nitroglisirin sublinual atai IF
untuk mengurangi nyeri dada keculi tekanan histolik di bawah 10 mmhg atau
frekuensi jatung kurang dari 50 kali per menit atau melebihi 100 kali per menit
Ø pemberian morfin atau merperidin(demerol)
sebagai terapi anagesial karena rasa nyeri akan stimuulasi sistem saraf
simpatik sehingga dapat peningkatan frekuensi jantung dan fasokosntriksi
Ø pemberian aspirin setiap hati tanpa batas
waktu untuk menghambat agregrasi trombosit
Ø pemantauun jantung yang terus menerus untuk
mendektesi aritnia dan skemia
Ø pemberian heparin IF kepada pasien yang telah
mendapat rapi fibrinolitik untuk meningkatkan peluang patensi (lumen membuaka)
pada arteri koronaria yang terkena.
2.8
Pemeriksaan diagnostic
a) pemeriksaan
ekg : menunjukkan gelombang S-T, iskimia berarti : penurunan atau datarnya
gelombang T ,menunjukkan cedera,dan adanya gelombang Q ,nekrosis berarti
b) pemeriksaan
enzim jantung dan iso enzim : CPK-MB ( iso enzim yang ditemukan pada oto
jantung ) meningkat antara 4-6 jam,memuncak dalam 612-24 jam,kembali normal
dalam 36-48 jam .LDH meningkat dalam 12-24 jam,memuncak dalam 24-48 jam,dan
memakan waktu lama untuk kembali normal
AST
( aspartat aminotranserase) meningkat (
kurang nyata /khusus ) terjadi dalam 6-12 jam ,memuncak dalam 24 jam ,kembali
normal dalam 3-4 hari.
Pemeriksaan
elektrolit : keseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi
kontraktilitas ,contoh : hipokalemia /hiperkalamia.
c) Pemeriksaan
sel darah putih : leukosit ( 10.000 -20.000 ) biasanya tampak pada hari kedua
setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi.
d) Pemeriksaan
kolesterol / trigeliserida serum : meningkat ,menunjukan arteriosklerosis
sebagai penyebab infark myocardial.
e) Pemeriksaan
foto dada : mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung di duga GJK atau aneurisma ventrikuler.
f) Pemeriksaan
ekokardiogram : mungkin dilakukan untuk
menentukan dimensi serambi ,gerakan katup atau dinding ventrikuler ,dan
konfigurasi / fungsi katup.
g) Riwayat
pasien.pengambilan riwayat pasien dilakaukan dalam 2 tahap :
1. Riwayat
penyakit sekarang.
2. Riwayat
penyakit dahulu serta riwayat kesehatan keluarga,khususnya yang berhubungan
dengan insiden penyakit jantung dalam keluarga.
Riwayat terdahulu sering dapat
memberikan informasi penting mengenai factor resiko yang dimiliki pasien
terhadap penyakit jantung koroner.riwayat penyakit sekarang pada beberapa kasus
dapat menyimpulkan diagnosis infark miokardium.
2.9 Diagnosa
keperawatan
1. Nyeri
b.d iskimia jaringan sekunder terhadap
sumbatan arteri
2. Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan
faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard.
3.
Resiko
kelebihan volume cairan ekstravaskuler b.d penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium
/ retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik, penurunan protein plasma.
Perencanaan keperawatan
1. Nyeri
b.d iskimia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
Tujuan : Nyeri berkurang
setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria Hasil:
· Nyeri dada berkurang
misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
· ekpresi wajah rileks /
tenang, tak tegang
· tidak gelisah
· nadi 60-100 x / menit,
· TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
·
Observasi karakteristik,
lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada.
·
Anjurkan pada klien
menghentikan aktifitas selama ada serangan dan istirahat.
·
Bantu klien melakukan
tehnik relaksasi, misalnya nafas dalam, perilaku distraksi, visualisasi, atau
bimbingan imajinasi.
·
Pertahankan oksigenasi
dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit )
·
Monitor tanda-tanda vital
( nadi & tekanan darah ) tiap dua jam.
·
Kolaborasi dengan tim
kesehatan dalam pemberian analgetik.
2. Resiko penurunan curah jantung b.d perubahan
faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard.
Tujuan :
Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama di RS.
Kriteria
Hasil :
· Tidak ada edema
· Tidak ada disritmia
· Haluaran urin normal
· TTV dalam batas normal
Intervensi
:
· Pertahankan tirah baring selama fase akut
· Kaji dan laporkan adanya tanda – tanda penurunan COP, TD
· Monitor haluaran urin
· Kaji dan pantau TTV tiap jam
· Kaji dan pantau EKG tiap hari
· Berikan oksigen sesuai kebutuhan
· Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi
· Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
· Berikan makanan sesuai diitnya
· Hindari valsava manuver, mengejan ( gunakan laxan )
3. Resiko kelebihan volume cairan
ekstravaskuler b.d penurunan perfusi
ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik,
penurunan protein plasma.
Tujuan :
Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan
tindakan keperawatan di RS
Kriteria
Hasil :
· Tekanan darah dalam batas normal
· Tak ada distensi vena perifer/ vena dan edema dependen
· Paru bersih
· Berat badan ideal ( BB ideal TB -100 – 10 %)
Intervensi
:
·
Ukur masukan / haluaran,
catat penurunan , pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan
·
Observasi adanya oedema
dependen
·
Timbang BB tiap hari
·
Pertahankan masukan total
cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
·
Kolaborasi : pemberian
diet rendah natrium, berikan diuretik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyumbatan
koroner,serangan jantung dan infark miokardium, mempunyai arti yang sama namun
istilah yang paling di sukain adalah infark miokardium atau (MI). di amerika
srikat, terjadi jutaan serangan penyakit ini pertahun.MI di jelaskan lebih
lanjut berdasarkan lokasi terjadinya di dinding miaokard: inferior (posterior
atau lateral). Meskipun ventrikel kiri merupakan tempat cidera yang paling
sering di temukan, namun fentrikel kanan dan juga dapat mengalami infark
Banyak
penelitian menunjukan pasien dengan infark miokardium biasanya pria, diatas 40
tahun, dan mengalami ateroklerosis pada pembuluh koronernya,sering disertai
hipertensi arterial.serangan juga terjadi pada wanita dan pria muda diawal 30
tahun atau bahkan 20 tahun wanita yang memakai kontrasepsi pil dan merokok
merupakan resiko sangat tinggi.
3.2 Saran
Dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada klien dengan infark miokard akut diperlukan pengkajian, konsep
dan teori oleh seorang perawat informasi atau pendidikan kesehatan berguna
untuk klien dengan infark miokard akut misalnya mengurangi makanan
berkolestrol. Dukungan psikologi sangat berguna bagi klien.